Monday, July 30, 2007

Tokoh Garut Menghendaki Reformasi Birokrasi


Tokoh Garut Menghendaki Reformasi Birokrasi

Garut, Kompas - Sejumlah tokoh masyarakat Garut melakukan pertemuan dengan DPRD Kabupaten Garut dan Wakil Bupati Garut Memo Hermawan di Kantor DPRD, Sabtu (28/7). Tokoh yang hadir, antara lain, adalah Teten Masduki dari Indonesian Corruption Watch, pengamat hukum Dindin S Maolani, dan Abung Kusman dari Warga Indonesia Asli Garut.

Dalam pertemuan itu mereka mendesak agar dilakukan reformasi birokrasi pascapenahanan Bupati Garut Agus Supriadi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis pekan lalu.

Teten berharap Garut bisa bebas dari korupsi. "Jadi, bukan hanya menangkap orang-orang yang terindikasi melakukan korupsi, tetapi juga membenahi sistem agar korupsi tak terus berlangsung," katanya.

Menurut Teten, Departemen Dalam Negeri, DPRD Garut, dan aparat penegak hukum selama ini kurang optimal melakukan fungsi pengawasan terhadap kepala daerah. "Semestinya Depdagri menegur bupati ketika terjadi penyimpangan," katanya.

Dindin mengatakan, persoalan korupsi di Garut sebenarnya sudah diketahui sejak dua tahun lalu, tetapi penanganan oleh penegak hukum baru menyentuh korupsi kelas teri, seperti kasus Pasar Cikajang dan Kadungora.

Menurut Ketua DPRD Kabupaten Garut Dedi Suryadi, pascapenahanan Bupati Agus, tugas pengawasan masih terus dilakukan oleh DPRD. Pola kerja kemitraan antara eksekutif dan legislatif diharapkan dapat berjalan lebih baik. Para tokoh juga berharap aktivitas pemerintahan bisa berjalan kembali sehingga pelayanan publik tidak terganggu.

Wakil Bupati Garut Memo Hermawan berharap DPRD bisa bekerja sama menjalankan kembali fungsi legislasi dan budgeting yang sempat terhenti. Menurut Memo, pihaknya sesegera mungkin akan memberikan laporan keuangan yang selama ini belum diberikan. "Kami akan melaksanakan berbagai agenda yang belum dikerjakan," katanya. (adh)

1 comment:

Fari said...

Jakarta, Aktual.com – Kinerja Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi dikeluhkan anggotanya. Salah satunya, terkait minimnya dewan menjalankan fungsi pengawasan terhadap Pemprov DKI.

Tidak maksimalnya fungsi pengawasan dewan di periode sekarang pun membuat DPRD DKI di bawah pimpinan Pras mulai dibanding-bandingkan dengan periode sebelumnya, yang dinakhodai Feriyal Sofyan dari Fraksi Demokrat.

Ketua Fraksi Demokrat-PAN Lucky P Sastrawiria berpendapat, lemahnya fungsi pengawasan dewan diakibatkan oleh pimpinan dewan yang kurang akomodatif dengan anggota utamanya, yakni para pimpinan komisi.

Dia mencontohkan, di periode sebelumnya, aktivitas dewan untuk kunjungan kerja ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov DKI terkait fungsi pengawasan dewan cukup maksimal.

“Kalau sekarang, dari setiap komisi yang ada sangat minim,” kata Lucky, saat
dihubungi Aktual.com, Senin (3/8)

Dipimpin Prasetio, Fungsi Pengawasan DPRD DKI ke Pemprov Lemah