Tuesday, June 17, 2008

Hasil Jajak Pendapat KOMPAS tentang Pilgub Jateng

Persaingan Mulai Mengerucut
Senin, 16 Juni 2008 | 10:53 WIB

PETA dukungan politik terhadap calon dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Tengah mulai mengerucut kepada pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih dan Bambang Sadono-Muhammad Adnan. Eskalasi dukungan kedua pasangan kandidat itu bergerak secara konsisten mengungguli tiga pasangan calon lainnya.

Dinamika politik Jateng menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) berjalan normal karena potensi yang bisa memicu konflik antarpendukung calon terbilang kecil. Praktik kampanye hitam pada calon tertentu, yang terjadi sebelum dan pada masa kampanye, hanya letupan kecil yang sporadis sehingga bisa diamankan dengan cepat.

Selain itu, kegairahan warga Jateng dalam menyambut pilkada ini pun terbilang lemah karena mereka sudah terbiasa dengan kegiatan yang sama dalam pemilihan bupati/wali kota di daerah masing-masing. Kondisi ini terlihat dari rendahnya partisipasi warga dalam mengikuti kampanye.

Meski demikian, harapan warga terhadap pilkada ini terbilang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari tingginya keinginan publik untuk menggunakan suara mereka dalam pilkada nanti.

Jajak pendapat Kompas tentang Preferensi Publik dalam Pilkada Jateng mengungkapkan, 88,6 persen responden akan menggunakan haknya untuk memilih gubernur/wakil gubernur baru. Separuh dari mereka (55,3 persen) menyatakan sudah memiliki figur yang akan dipilih untuk menjadi pemimpin baru di provinsi ini. Bahkan, dari responden yang sudah memiliki pilihan, sepertiga bagiannya (36,9 persen) sudah mantap dengan pilihan mereka.

Jajak pendapat kali ini juga mengungkap dinamika dukungan responden kepada tokoh yang menjadi calon gubernurwakil gubernur Jateng. Februari 2008, preferensi responden terhadap calon didominasi kandidat Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera Sukawi Sutarip dengan dukungan 37,8 persen. Namun, dukungan terhadap Sukawi yang berpasangan dengan Sudharto itu berkurang pada April, dan menyusut hingga 22,9 persen pada Juni 2008.

Popularitas Bambang Sadono yang diusung Partai Golkar, berpasangan dengan Muhammad Adnan, terdongkrak pada April dengan dukungan 31,7 persen responden menyisihkan Sukawi. Namun, Juni 2008, popularitas Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jateng ini turun pada angka 30 persen.

Kini posisi tertinggi dalam peta dukungan calon dipegang pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Eskalasi kekuatan dari pasangan ini bergerak konsisten dari Februari membesar pada April, dan mencapai puncaknya Juni 2008 dengan perolehan dukungan 33,4 persen responden.

Pasangan M Tamzil-Abdul Rozaq Rais yang diusung Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional mengumpulkan dukungan responden terbanyak pada Februari (16,1 persen), bergerak turun hingga angka 11,5 persen pada Juni. Adapun calon dari Partai Kebangkitan Bangsa Agus Soeyitno dan Abdul Kholiq Arif selama tiga periode jajak pendapat hanya mengumpulkan dukungan tertinggi responden pada 3,7 persen.

Tren kekuatan

Duet Bibit-Rustriningsih secara konsisten memperlihatkan penguatan dukungan dalam enam bulan, sedangkan pasangan lain memperlihatkan tren menurun dalam periode yang sama. Meski demikian, dari jajak pendapat ini terungkap, peta dukungan terhadap kandidat menjelang pemilihan mulai mengerucut kepada Bibit-Rustriningsih dan Bambang-Adnan.

Jika melihat komposisi secara individual, popularitas Bibit berada di bawah Bambang. Dalam jajak pendapat ini, 33,1 persen responden menilai Bambang lebih layak menjadi gubernur ketimbang Bibit (32,8 persen).

Begitu juga dengan figur wagub, Rustriningsih dinilai lebih layak oleh 40,8 persen responden, sedangkan Adnan hanya 29,3 persen. Dukungan terhadap Rustriningsih ini merupakan dukungan terbesar dari semua figur yang ada.

Dengan kata lain, tingginya popularitas Bupati Kebumen ini mampu mendongkrak popularitas dirinya dengan Bibit dalam dua bulan terakhir. Kehadiran Rustriningsih menjadi penting karena figurnya ternyata tak saja dikenal oleh responden di Kebumen, tetapi juga di Semarang, Solo, Klaten, Purbalingga, Wonosobo, Cilacap, Purworejo, dan daerah lain yang menjadi basis PDI-P sejak Pemilu 1999.

Meskipun sebagian besar responden pemilih Bibit-Rustriningsih tersebar di daerah yang menjadi basis PDI-P, pilihan mereka kepada duet itu tak ada kaitannya dengan dukungan pada partai. Fenomena yang sama juga ditunjukkan responden yang memilih pasangan lain.

Hanya 6,6 persen responden yang memilih pasangan calon kepala daerah sesuai dengan preferensi partai pilihannya. Sisanya, 54,2 persen, memilih karena keinginan sendiri, dan 39,2 persen karena figur calon. Tingginya preferensi responden berdasarkan figur dan pilihan sendiri mencerminkan kecilnya peran parpol dalam menggerakkan dukungan massa kepada calon.

Apresiasi pemilih terhadap kandidat kebanyakan dipengaruhi figur dan pragmatisme pribadi pemilih. Fenomena ini beberapa kali terjadi dalam sejumlah pilkada kabupaten/kota di Jateng. (Litbang Kompas/Sultani)