Friday, May 23, 2008

Tiga Ruas Tol Terancam Putus Kontrak


Jumat, 23 Mei 2008 | 00:46 WIB

Jakarta, Kompas - Badan Pengatur Jalan Tol atau BPJT memberi peringatan kepada tiga investor tol untuk segera membangun jalan tol.

Bila hingga 90 hari setelah surat peringatan belum juga ada pembangunan, perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) akan diputus.

”Pagi ini (Kamis), saya telah menandatangani surat peringatan. Tiga investor itu diberi pilihan, yakni segera bangun atau PPJT kami putus,” kata Kepala BPJT Nurdin Manurung, Kamis (22/5) di Jakarta.

Investasi pada tiga ruas yang kontraknya diancam diputus adalah Tol Pejagan-Pemalang (57,50 km), Tol Pemalang-Batang (39 km), dan Tol Batang-Semarang (75 km). Tiga ruas tol ini merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa, yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya.

Susunan pemegang saham Tol Pejagan-Pemalang dan Tol Pemalang-Batang sama, yakni PT Sumber Mitra Jaya (45 persen), PT Langkah Hutama Perkasa (45 persen), dan Coutryside Investment Corporation (10 persen).

Adapun pemegang saham Tol Batang-Semarang adalah PT Intsia Persada Permai (40 persen), PT Bayuen Permatasari (55 persen), dan PT Karya Trampil Mandiri (5 persen).

Terhentinya pembangunan jalan tol umumnya disebabkan ketidakmampuan finansial dari investor. Pada industri jalan tol diisyaratkan untuk memiliki modal sendiri 30 persen dari nilai total proyek investasi.

Direktur Utama PT Marga Setiapuritama Harya Hidayat, yang membangun Tol Batang-Semarang, mengatakan, pihaknya telah memulai pematokan ruas tol. ”Sesegera mungkin kami menilai harga lahan, lalu menyosialisasikan rencana pembangunan tol dengan pemilik lahan. Targetnya, lahan terbebaskan pada kuartal I-2009,” katanya.

BPJT juga mengirim surat peringatan secara terpisah kepada tiga investor yang akan mengerjakan proyek tol ruas Ciawi-Sukabumi (54 km), Waru-Wonokromo-Tanjung Perak (18,6 km), dan Pasuruan-Probolinggo (45 km).

Susunan pemegang saham Tol Ciawi-Sukabumi adalah PT Bukaka Teknik Utama Tbk, PT Graha Multitama Sejahtera, dan PT Karya Perkasa Insani.

Pemegang saham ruas Tol Waru-Tanjung Perak dimiliki PT Dharma Surya Mandiri, PT Tridaya Esta, PT Elnusa, PT Duta Graha Indah, PT Jasa Marga, dan PT Lintas Ekspres Sedaya.

Adapun Tol Pasuruan-Probolinggo dimiliki PT Bukaka Teknik Utama Tbk, PT Wahana Multi Insani, dan PT Sembilan Benua Makmur. Tiga ruas tol tersebut belum mendapat pinjaman dari perbankan.

Investor Becakayu menyerah

Nurdin menyatakan, pihaknya sedang mengevaluasi kelayakan proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).

”Panjang tol hanya 22 kilometer, tetapi investasinya Rp 6 triliun. Kami akan lihat nilai keekonomiannya,” ujar Nurdin.

Dia mengatakan, investor Tol Becakayu, yakni PT Kresna Kusuma Dyandra Marga, telah menyatakan tidak sanggup membiayai pembangunan tol itu.

”Kemampuan mereka terbatas, tetapi memang sulit menyiapkan dana sendiri Rp 2 triliun. Saya akan melaporkan ini kepada Menteri Pekerjaan Umum,” ujar Nurdin.

Terkait terhentinya proyek Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta seksi West (W1), antara Puri Indah sampai Penjaringan, Nurdin berjanji akan segera mengirim surat peringatan keras.

”Ada persoalan internal, tetapi harus segera dituntaskan. Kami akan mengirim surat kepada PT Jalan Lingkar Barat. Lahan sudah dibebaskan 10 tahun lalu, tetapi hingga kini tol belum jadi juga,” ujar Nurdin. (RYO)